Virus Corona sedang mewabah di dunia. Banyak negara yang terjangkit virus jenis baru yang berawal dari Wuhan ini. Indonesia sejauh ini dilaporkan masih terbebas dari Corona. Tapi sayangnya, ada virus lain yang sudah lama berkeliaran bebas di sini, yaitu virus hoax atau konten hoaks.
Bahkan virus

Anjari lewat akun Twitternya @anjarisme
Foto 1, calon jemaah umrah mengalami serangan jantung saat berada di dekat di eskalator. Baru tiba dari Lampung dan akan terbang ke Jeddah pada tanggal 26 Januari 2020. Calon jamaah tersebut sedang diberikan pertolongan oleh dokter, tapi nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia.
Foto 2a, karena ada penumpang yang sakit, pesawat mendarat darurat di Manila. Penumpang meninggal, akibat serangan jantung pada tanggal 27 Januari 2020. Petugas KKP Soetta kemudian melakukan pemeriksaan ke dalam pesawat, semua penumpang diperiksa suhu dan diberi HAC.
Foto 2b, petugas KKP Manado melakukan pemeriksaan sesuai prosedur terhadap pesawat dari China. Pemeriksaan standar apalagi dalam situasi merebaknya wabah #viruscorona. Tapi tidak ditemukan kasus #coronavirus satupun di dalam pesawat tersebut.
Foto 3, wanita sedang berbaring dengan terpasang selang oksigen.
Setelah itu, banyak sekali informasi tipuan atau hoaks seputar virus Corona yang datang silih-berganti.
Mulai dari 200 TKA asal Cina yang baru datang ke Cilegon dan diduga terinveksi Corona, sampai wudhu bisa membunuh Corona, sampai korban Corona di Cina dikremasi secara diam-diam.
Sampai kemarin, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mencatat sedikitnya 63 konten hoaks dan disinformasi virus Corona yang tersebar di masyarakat. Baik secara sistemis oleh mesin, maupun yang disebar oleh individu.
Selain membuat dan menyebar konten hoaks, hoaker juga secara kreatif membuat artikel dan mencatut nama tokoh dalam rangka memanipulasi kredibilitas artikel yang disebar.
Cukup banyak tokoh yang jadi korban pencatutan nama oleh para pemain propaganda informasi dan penyebar hoaks. Seperti Mahfudz MD, Aa Gym, dan Emha Ainun Nadjib.
Yang terbaru adalah artikel seputar Virus Corona yang mencatut nama Rhenald Kasali sebagai penulis.

Judul artikelnya: “Jepang Memilih Tidak Menari di Atas Penderitaan Orang Lain“. Selain menyebar di WA, beberapa website sudah menayangkannya, seperti bisa dilihat di Laduni.id.
Rhenald sendiri sudah membantahnya. Saat saya tanyakan lewat WhatsApp, dia bilang, sepertinya itu bukan tulisan saya.

Tapi sayang, dari hasil pelacakan di Facebook, artikel ini sudah banyak disebarkan netizen dengan menyantumkan nama Rhenald sebagai penulis.

Ini tulisan yang saya maksud. Saya copas di sini paragraf pertamanya agar terlacak oleh mesin Google:
Jepang Memilih Tidak Menari di Atas Penderitaan Orang Lain
By Rhenald Kasali.
Beberapa hari ini kita saksikan antrian orang membeli masker, bahkan harganya dilipatgandakan oleh penjual. Kita juga saksikan betapa “tak berempatinya” warga di pulau Natuna saat menyambut anak2 muda Indonesia yang berhasil dievakuasi dan akan dikarantina. Belum lagi tak berempatinya netizen yang menyebarkan hoax berupa text atau video, menghadang turis China dan seterusnya.