Cara Mudah Mulai Nulis Artikel Wisata

Jalan-jalan adalah kegiatan paling menyenangkan. Setiap orang suka melepaskan rutinitasnya untuk bertemu dengan rutinitas yang berjarak jauh dari rutinitasnya.

Setiap kali berwisata atau berkunjung ke satu daerah, banyak hal baru yang bisa dinikmati oleh mata dan empat indera lainnya. Ada banyak orang baru dengan kebudayaan, tradisi dan keindahan seninya. Ada banyak aroma yang tidak ditemukan di rumah. Ada banyak sajian kuliner yang menggoda selera. Ada banyak….

Pokoknya banyak. Banyakk!

Dan banyaknya keistimewaan yang kamu dapat itu, belum tentu bisa dirasakan juga orang lain. Lantaran tidak semua orang punya uang atau punya waktu untuk ‘keluar rumah’, ke luar daerah, ke luar negeri, ke luar bumi, untuk menikmati keindahan bumi dan kebudayaan manusia.

Saya meresapi betul frasa ‘tidak semua orang bisa berwisata’ saat berkesempatan tinggal di salah satu rumah warga di Amerika Serikat dalam rangkaian program IVLP 2012. Di sana, pejabat kementerian luar negeri yang melayani saya bilang, banyak warga Amerika Serikat yang tidak punya kesempatan keliling Amrik apalagi keliling dunia.

“Itulah sebabnya kita meminta Anda tinggal di rumah warga Amerika agar mereka bisa mengenal dunia lewat Anda,” kata si pejabat.

Karena orang yang tidak suka atau tidak berkesempatan untuk berwisata sebenarnya juga suka berwisata. Mereka masih akan terkagum-kagum menikmati dunia yang disuguhkan oleh para pelancong lewat visual, lisan, dan tulisan.

Nah, untuk mereka yang belum berkesempatan datang ke tempat yang pernah kamu kunjungi, ada banyak kebaikan yang bisa kamu sebar dengan cara menceritakan perjalananmu di sini. Di media sosial ini.

Kamu bisa bercerita lewat artikel, lewat rangkaian foto atau lewat rekaman video yang diolah menjadi sebuah film pendek.

Kalau kamu memilih untuk menceritakannya lewat tulisan, berikut tips sederhana dari saya buat agar artikel wisatamu jadi lebih menarik dan diminati banyak pembaca:

Mulailah dengan memilih foto.

Tips pertama ini bagus buat pemula atau buat kamu yang masih mencari gaya bercerita untuk pengalaman-pengalaman berwisata. Foto-foto cantik dari banyak daerah dan lokasi wisata boleh jadi sudah menumpuk di ponsel atau komputermu. Atau malah sudah ada yang dikelompokkan sesuai daerah atau tema tertentu. Saat mau bercerita, pilihlah terlebih dulu foto-foto terbaik itu.

Ceritakan foto-foto terbaik.

Ceritakan dengan bahasa lisan yang mengalir. Seakan kamu sedang menceritakannya secara lisan di tempat tongkrongan. Kamu bisa menceritakan dari foto-foto yang paling berkesan. Atau ceritakan foto-foto itu secara berurutan. Ceritakan obyek wisata dan orang-orang di dalamnya. Kesan pertama yang kamu dapat saat menjejakkan hamparan pasir putih di pantai nan landai. Kebudayaan lokal yang kamu rasakan dari hasil ngobrol-ngobrol dengan penduduk setempat.

Gali informasi untuk menambah isi.

Riset seputar obyek wisata perlu dilakukan, karena tidak semua informasi bisa didapat dari pemandu wisata atau penduduk lokal. Temukan faktanya dan datanya di internet. Tapi jangan copas informasi-informasi itu apa adanya. Jadikan itu semua sebagai background cerita dan tambahan fakta.

Cantumkan angka dan data.

Selain gambar yang bagus, pembaca juga suka data rinci yang disajikan dengan cara bercerita. Ingat ya, sajikan dengan cara bercerita. Kamu tidak sedang membuat laporan dinas atau laporan keuangan. Kamu sedang bercerita untuk orang banyak. maka berceritalah untuk semua hal-hal menarik yang ingin kamu tuliskan.

Temukan legenda yang ‘konon katanya’.

Para pelancong, begitu juga para pembaca, suka suguhan legenda atas satu obyek wisata. Bahkan cerita dalam kemasan ‘konon katanya’ ini menjadi nilai tambah dalam bisnis pariwisata. Gali sejarah dan kisah-kisah di balik kemasyhuran sebuah lokasi, lalu ceritakan ke pembaca.

Buat judul yang deskriptif.

Antara lain dengan menggambarkan kehebatan obyek wisata pada judul. Pilih kata kunci yang menarik perhatian, gunakan bahasa informal, dan jangan terlalu normative. Soalnya, pembaca itu suka menangkap hal-hal faktual yg belum pernah mereka temukan atau rasakan.

Menangi hati pembaca.

Kalau kebetulan kamu sedang mengikuti lomba cerita wisata, jangan kejar hadiah yang dijanjikan panitia. Kejarlah hadiah dari pembaca berupa jempol, dan jumlah share yang banyak. Rebut hati pembaca. Buat mereka terkagum-kagum dan merasakan emosi dan kehebohan yang kamu rasakan di lokasi wisata. Buat mereka seakan ikut bersamamu dalam perjalanan yang kemarin kamu jalani.

Selamat mencoba!

Butuh mentoring dalam menulis? Ikuti ISJET di Facebook


Also published on Medium.

Pembaca lain juga membaca ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.